Minggu, 07 Mei 2017

Tips Menghilangkan Rasa Cemas


Siapa Yang tidak pernah merasa khawatir ?
Siapa yang tidak pernah merasa cemas ?

Saya yakin kita semua pernah mengalaminya...

Misal ketika anggota keluarga yang seharusnya sudah pulang tapi tidak kunjung pulang juga...

Misal (di Bisnis catering yg sdg saya jalani) pesanan udah jadi, udah diantar, cemas or khawatir
" konsumen kita puas ndak ya?"
Misal juga (masih di Bisnis catering yg saya jalani), niy kok lagi sepi ya konsumen, beberapa hari terakhir Blum ada yg order, padahal minggu depan waktunya bayar ini itu...

Misal juga (masiiiih di Bisnis catering yg saya jalani) ketika ada order untuk Prasmanan, cukup ndak ya.... Kurang ndak ya... Masih enak ndak ya....
DST... DST...

Banyak sekali kalo mau di list hal hal yg bs kita khawatirkan or cemaskan... Karena memang banyak sekali yg bisa kita khawatir atau cemaskan....

Misal, niy gimana ya kondisi negara kita, kepastian hukum makin tidak jelas, BBM dn listrik naik terus.... Bisakah kita cemas untuk hal ini? Bisa... Kalo kita mau...

Misal juga niy, sekarang biaya masuk universitas sebegitu besarnya, sementara penghasilan kita saat ini ya masih segini aja, gimana ya nasib anak kita ntar, bisa kuliah ya ndak ntar.... Sementara anak kita masih usia mau masuk TK, bisa kita mencemaskan hal ini? Bisa... Kalo kita mau...

Ada lo yg udah mulai cemas Dan khawatir....

Cemas atau khawatir kehadirannya sebenarnya adalah atas izin kita, atas kemauan kita...

Kita bisa mencemaskan kondisi negara... Atas kondisi ekonominya, atas krisis kepemimpinannya, atas ketidak adilan penegakan hukumnya....

Kita bisa mencemaskan masa depan anak kita, atas pendidikannya, atas piliham profesinya kelak...

Kita bisa mencemaskan itu semua kalau Kita mau mencemaskanmya...

Misal, seorang kepala pemerintahan dimana rakyatnya sedang merana, bisa saja si kepala pemerintahan mencemaskan atas Hal itu, atau bisa saja dia tidak... Kita tahunya bagaimana? Ya dari kebijakannya, apakah membuat rakyatnya bisa mentas dari merana, atau malah bikin semakin merana...

Kalo kepala pemerintahan tahu rakyatnya merana lalu membuat kebijakan yg mmbuat rakyatnya yg merana lebih baik y alhamdulillah,

Tapi kalo justru sebaliknya, maka akan menjadi sebuah masalah...

Seharusnya sebagai kepala pemerintahan yang baik dia akan membuat kebijakan selanjutnya yg tidak membuat rakyatnya merana, tapi misal sebaliknya bisa jadi Ada beberapa kemungkinan...

Dia tahu rakyatnya merana, dia mau untuk mencemaskan nasib rakyatnya itu, tapi dia stress Karena dia aslinya adalah pemimpin boneka, which is dia ndak Ada kemampuan untuk menggerakkan Karena dia sendiri sebenarnya Juga digerakkan... Sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak membuat rakyatnya menjadi lebih baik...

Kasihan banget ya pemimpin seperti ini...

Kemungkinan berikutnya, dia tahu rakyatnya merana, tapi dia Juga tahu kalo negara yg dipimpinnya sedang kacau balau, dia mengambil strategy mengorbankan sebagian rakyatnya utk sebagian rakyatnya yg lain...

Sadis ya pemimpin seperti ini...


Tapi bibit-bibit tipikal seperti ini sayangnya sepertinya mulai bermunculan kemarin, ketika ex gubernur Ibukota melakukan penggusuran dengan sangat tidak manusiawi,  saya merinding membaca komentar para netizen yg menyetujui penggusuran itu... Benar2 tidak memanusiakan manusia... Smg sih netizen itu netizen palsu ya, alias pasukan robot cyber yg mmg tidak punya hati, bukan manusia seutuhnya yg bisa makan, minum, berinteraksi sosial, dll...

Misal contoh yg lain, seorang orang tua yg mencemaskan Masa depan anaknya, padahal si Anak baru masuk PAUD.  Kalo menurut saya, boleh boleh saja Kita cemas, khawatir, karena memang jaman Makin edan, tapi kalo saya daripada kita cemas memikirkan Masa depannya, Kita persiapkan saja pribadinya agar menjadi pribadi yg lebih baik kelak...

Utk selanjutnya, Kita Hanya bisa mendoakan, serahkan sepenuhnya ke Allah SWT, Karena Hanya Allah yg bisa menjaga Anak Kita sampai seterusnya...

Kesimpulannya adalah,

Menurut saya, Kita mencemaskan sesuatu ketika itu sudah di Luar batas pengendalian kita,
Cara biar Kita tidak cemas adalah menyadari bahwa Kita itu penuh dengan keterbatasan, fakir dalam pengendalian, sehingga perlu lebih berserah Dan berpasrah diri pada Yang Maha Mengendalikan... 
Yang Hanya Kita lakukan adalah melakukan sebaik baiknya, sembari terus bersandar Dan mendekatkan diri pada Yang Kita Sandari yakni Allah SWT....



Tulisan ini adalah tausiyah untuk diri saya sendiri, semoga saya, Dan Anda yang menyempatkan membaca ini bisa mendapatkan hikmah Dan terus menjadi pribadi yang lebih baik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar