Lamaaa gak nulis, entah ini postingan ke berapa yang
menyatakan habis ini akan komitmen nulis... ya memang tulisan tidak
bertulang... hiks2
Banyak hal yang terjadi yang belum terdokumentasikan dalam
halaman2 di blog ini dan blog2 lainnya seperti ini dan ini. yang ter-update paling tidak kelahiran
putriku Maria 2 bulanan kemarin dan pindahan rumah sekitaran 3 minggu
kemarin... baru ngecek, ternyata postingan terakhirku ditulis akhir januari,
which means udah 3 bulanan lebih aku gak nge-blog
Mulai sekarang, entah untuk keberapa kalinya aku berkomitmen,
habis ini akan nulis terus... Karena ini maksudnya adalah do’a, Mohon untuk
di-Amin-kan ya ceman ceman... hehe2
Anyway,
For the very first time Ceritanya sekarang ini aku full time
entrepreneur. Aku udah keluar dari
kantor tempatku bekerja untuk kemudian fokus melakukan aktivitas bisnis sebagai
wadahku untuk mengembangkan potensi diri dan mencari nafkah. Istilah kerennya Resign dari Kantor. Setelah 3-4 Tahunan jadi karyawan, untuk
pertama kalinya aku menekuni bisnis secara utuh. Yha meski gak utuh2 amat siy, aku masiy ada
tanggungan menyelesaikan tesis. Tapi
kita gak mau ngomongin Tesis ini ya sekarang, plis...
Ada beberapa teman yang tanya, kok berani / nekat / gak
sayang ta keluar, dst dst...
Terus terang kalo berani / nekat mungkin memang iya, tapi ya
tidak kemudian asal berani dan nekat... memutuskan keluar kerja ini udah
terpikirkan sejak sebelum masuk kerja... Gak tau, pasca lulus itu seolah2 ada
perubahan dalam cara berpikir. Inget banget
dulu pas ada panggilan interview2 kerja yang takpikirkan adalah gimana kerja
disitu tapi bisa melakukan aktivitas bisnis juga. Gimana dapet kerjaan tapi
yang gak lama-lama (gak ampe taunan), Ngobyek-lah istilahnya, Amphibi kalo
istilahnya temen2 TDA... Akhirnya, ketika keterima kerja, suasana kerja menjadi
tidak terlalu nyaman, karena yang dipikirkan adalah ngobyeknya... Tapi ya gak
gitu2 amat juga siy, gak Cuma itu aja maksudnya... flashback ketika kuliah
akukan dulu aktipis niy ceritanya, aktif banget... dan memang sejak SMA aktif,
ada aja aktivitas yang diikutin... dan insyAllah saya aktif di organisasinya
bener2 aktif, gak Cuma numpang nama di kepanitiaan tapi pas dibutuhkan
menghilang entah kemana... karena itulah, berdasarkan pengalaman inilah saya
menyimpulkan kalo aktivis itu agak susah kalo kerja dibalik meja... karena
mungkin nasib dan hasil psikotes menunjukkan saya sebagai orang yang
melankolis, sehingga penempatan kerjanya selaluuu di belakang meja... didukung
dengan latar belakang pendidikan S-1 Akuntansi, jadinya yaaa di belakang meja
bangetlah pokoknyaaa, melankolis lagi hasil psikotestnyaaa... komplit deh...
Selain itu juga, pengalaman sebagai karyawankan harus ngikut
sistem ya, dan masalahnya berhubung aktipis lagi niy, yhaaa ada lah beberapa
hal yang agak kurang memuaskan gitu deh dalam sistem tersebut... beberapa siy
oke, beberapa bisa dikompromikan, beberapa yaaaaa agak2 makan ati gitu deh...
Inikan dri tdi alasannya alasan internal diriku mulu ya, alasannya
banyaklah sampe akhirnya memutuskan keluar sebagai karyawan, tapi nyambung
cerita aktivis tadi, setelah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang, mbaca
aneka buku, dan juga mencoba menyelami diri, hingga kemudian aku berkesimpulan
ada dua profesi yang seharusnya dilakukan oleh para mantan aktipis mahasiswa. Menjadi
Akademisi atau menjadi wirausahawan. Akademisi
itu luas, gak kudu ngajar, bisa pengamat, kolumnis, penulis, peneliti, atau
bisa mungkin yang lain, pokoknya sebuah profesi yang bisa menjaga dan terus
mengembangkan ide dan gagasan.
Apalagi itu
kalau bukan di dunia akademis...
Sementara profesi yang lain adalah as an entrepreneur, kenapa? Mirif dengan
alasannya menjadi akademisi siy, di profesi ini tu kita dipaksa untuk terus
menggunakan dan memelarkan otak kita, dipaksa terus research, dan menyelami
diri dan terus menggali potensi, menjaga dan terus mengembangkan ide dan
gagasan, jadi entrepreneur menurut saya
more than sales activity... karena yang saya dapati dari beberapa orang yang
saya pernah lihat, ketemu, ngobrol, atau baca profil or kisah hidupnya
begitulah adanya menurut saya... so, bukan duit aja yang jadi tujuan... duit
tetep penting dan bahkan penting banget malah, tapi ya gak melulu tentang
itu... setidaknya itu yang saya yakini sampai sejauh ini...
Karena itulah pengennya siy jadi wirausahawan dan akademisi.
Untuk jadi akademisi, niy udah ngelanjutin S-2, alhamdulillah dapet beasiswa,
meski pencairannya agak-agak aneh gitu, jadinya cari utangan sana-sini buat
bayar biaya kuliah... kenapa pengen jadi akademisi, yha selain karena alasan2
tadi, karena saya orangnya suka curhat, kalo jadi akademisikan qt bakalan share
sesuatu dan banyak hal ya, makanya menjadi akademisi adalah satu profesi yang
ingin aku lakukan dalam hidupku, sementara untuk jadi wirausahawan, sebenarnya
udah dari jaman kuliahan udah jualan2 gitu siy, batik dari pasar klewer, kaos,
pulsa, jasa, krupuk, tahu krispi, apalagi yaaa, jual tanah, rumah yang akhir2
ini... yaa memang entrepreneur biasanya jualan, tapi ya gak sekedar jualan...
Sebenarnya juga udah sejak 2010 pengen full time bisnis,
hingga almarhum bapak saya ngultimatum saya kalo saya keluar kerja lagi bapak
saya gak mau nikahin saya, ya udah setelah nikah, omong2 sama istri,
mempersiapkan diri dan segala sesuatunya. Bismillah 2013 mau full time menjadi wirausahawan. Saya sendiri gak tau bakal ke depannya gimana
pastinya, yang pasti dengan modal Bismillahirrohmanirohim, dan mohon doanya
dari semua agar apa yang saya lakukan ini diberikan kelancaran dan keberkahan
dari Allah SWT. Amin...
jadi pengusaha itu lebih seru kok mas...apalagi pengusaha+akademisi, jadi nanti pas ngajar ada ilmu yang based on the experience juga, gak mengandalkan teori dr buku yang kita baca. lha kalo dosen mata kuliah bisnis harus tau caranya berbisnis dooong.....cemungud eaaa kakak
BalasHapusSippp... Memang demikian rencananya... Semmoga lancar semmua ya cita2 dn rencana2 mmsing2 dri qt ya astriiii
BalasHapus